Jumat, 14 Oktober 2011

Individu, Keluarga dan Masyarakat

INDIVIDU

Kata Individu berasal dari bahasa latin “individuum” yang artinya satuan tak terbagi. Individu, kata untuk menyatakan “kesatuan terkecil dan terbatas”. Individu bukan berarti manusia sebagai “sesuatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi” melainkan “suatu kesatuan terkecil dan terbatas” sebagai manusia perseorangan, seseorang atau person.

Orang orang disekitar kita, sifat dan fungsinya : “makhluk berdiri sendiri (indipenden dan otonom) dalam berbagai hal, meski selalu bersama sama tetapi jelas mempunyai ciri khas tersendiri”.

Deferensiasi (perbedaan) disebabkan “Pembawaan dan Interaksi sosial/ lingkungan”.

Lingkungan sosial, tumbuhkan dan kembangkan peradaban tertentu (bahasa, agama, adat istiadat, norma,pengetahuan dll) berpengaruh pada “karakter individu”.

Individu mempunyai “watak dan sifat tertentu” bersifat ‘aktif dan eksis’ di tengah tengah orang lain atau lingkungan sosial.

KELUARGA

Keluarga adalah unit/ satuan masyarakat terkecil, sekaligus suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini (keluarga) dalam perkembangan individu : “primary group”. Keluarga : ‘lahirkan individu dengan berbagai karakteristik/ kepribadiannya’. Keluarga mengemban berbagai ‘fungsi dan penerus keturunan’.

Ada bermacam macam pendapat, keluarga :

1. Sigmund Freud, “keluarga terbentuk karena perkawinan pria dan wanita”.

Perkawinan berdasar “libido seksual”.Keluarga : manifetasi dari hasrat/dorongan seksual, sedang landasan keluarga : ‘kehidupan seksual suami isteri’.

2. Adler, mahligai keluarga dibangun atas “hasrat/ nafsu berkuasa”. Jika benar, keluarga tidak mungkin sejahtera.

3. Durkheim, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. (fungsinya)

4. Ki Hajar Dewantoro, keluarga : “kumpulan beberapa orang, terikat satu keturunan, mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan hakiki, esensial dan berkehendak bersama untuk memperteguh gabungan serta memuliakan seluruh anggota”.

MASYARAKAT

ü Drs. JBAF Mayor Poltak, masyarakat (society) merupakan wadah segenap hubungan sosial, terdiri atas banyak kolektiva serta kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas sub-sub kelompok. Masyarakat terdiri dari unsur unsur : “hubungan/ interaksi sosial, kelompok/ kolektive, dan sub kelompok”.

ü Prof. MM. Djojodiguno, masyarakat : “suatu kebulatan segala perkembangan dalam kehidupan bersama antar manusia”. Berarti terdapat : “kesatuan sistem, hubungan/ interaksi dan kebutuhan hidup”.

ü Hasan Sadely, masyarakat :“suatu kumpulan manusia yang hidup bersama”.

ü Masyarakat : “suatu kelompok manusia yang mempunyai tatanan kehidupan; norma, adat istiadat, etika/moral, nilai dan peradaban yang sama sama ditaati dalam lingkungan”. Tatanan/ norma : “dasar/ landasan kehidupan sosial”.

PERTUMBUHAN INDIVIDU.

Pengertian Pertumbuhan.

Pertumbuhan individu : “suatu perubahan/ perkembangan menuju kearah yang lebih maju, lebih baik dan lebih dewasa”. Perubahan demikian, disebut “proses” atau “proses pertumbuhan”. Terdapat banyak pandangan dan bermacam macam aliran mengenai proses pertumbuhan. Macam macam Aliran Pertumbuhan Individu.

  1. Aliran Asosiasi.

Pendapat aliran asosiasi, pertumbuhan individu adalah ‘proses asosiasi’. Dalam proses asosiasi yang “primer (pertama &utama) adalah bagian bagian”. Bagian bagian, ada lebih dulu baru keseluruhan ada kemudian. “Bagian bagian itu terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi”.

Proses asosiasi : terjadinya perubahan pada individu secara bertahap, karena pengaruh pengalaman empiri (luar) melalui panca indra, menimbulkan “sensation”; dan karena pengalaman batin (keadaan dalam diri) melalui naluri, menimbulkan “reflexions”. Sensation & Reflexions, dengan proses asosiasi membentuk pengertian yang lebih komplek.

  1. Aliran Psikologi Gestalt.

Pertumbuhan individu, menurut aliran ini : “proses deferensiasi”. Dalam proses ini yang pokok : “keselurhan”, sedang bagian bagian merupakan unsur dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian bagian yang lainya. “Keseluruhan lebih dulu ada, baru kemudian bagian bagian”.

§ Psikologi Gestalt, pertumbuhan individu : “proses perubahan secara perlahan pada individu (manusia) dalam mengenal sesuatu (bagian), yang semula telah mengenal sesuatu secara keseluruhan; baru kemudian mengenal bagian bagian dari lingkungan yang ada”.

  1. Aliran Sosiologi.

Pertumbuhan individu, menurut aliran sosiologi : “proses sosialisasi”. Pertumbuhan : “proses perubahan sifat, dari mula mula asosial atau sosial, kemudian secara bertahap di sosialisasikan”.

Faktor Faktor Pertumbuhan Individu.

Secara garis besar pertumbuhan individu dipengaruhi faktor/pendirian sbb.

1) Pendirian Nativistik.

Pertumbuhan individu (pendirian nativistik) ditentukan oleh “faktor bawaan”. Kemiripan atau kesamaan ‘sifat, watak dan bakat’ orang tua dengan anak anaknya : “dasar pendirian nativistik”. Keraguan muncul, ‘kesamaan/ kemiripan lebih disebabkan oleh faktor bawaan, atau fasilitas dan hal hal lain yang menunjang kearah kemajuan.

2) Pendirian Empiristik & Environmentalistik.

Pertumbuhan individu, dalam pendirian ini : “ditentukan oleh faktor lingkungan”. Aspek luar/ lingkungan sebagai realita dan kenyataan empiri yang tentukan pertumbuhan individu. Pendirian invironmentalistik : kelanjutan paham

“empiristik”; berpandangan : “perkembangan individu akan baik jika dapat disediakan fasilitas dan kondisi lingkungan memadai dengan kebutuhan”.

3) Pendirian Konvergensi & Interaksionisme.

Konvergensi : pertumbuhan individu ditentukan oleh faktor “dasar/ bawaan dan lingkungan”. Bakat/ bawaan masing masing orang harus disesuaikan dan diselaraskan dengan lingkungan yang memadai pertumbuhan dengan baik. Anak normal punya bakat/ dasar berdiri tegak di atas dua kaki, jika diasuh lingkungan manusia/ masyarakat. Tapi bila diasuh gurila, tak mungkin tumbuh baik.

Interaksionisme : perkembangan dari konvergensi : “interaksi antara dasar/ bawaan dan lingkungan sangat menentukan pertumbuhan individu”. Faktor bawaan dan lingkungan “ada korelasi dan saling mengisi”.

Tahap Pertumbuhan Individu.

Secara psikologi tahap pertumbuhan individudiklasifikasikan dalam beberapa tahap.

  1. Masa Vital (0 – 2 Th.)

Pertumbuhan individu masa ini “menggunakan fungsi biologis untuk temukan segala hal”. Sigmund Freud, fase ini : “masa oral”. Mulut sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan.

  1. Masa Estetik (2 – 7 Th.)

Fase ini : masa “pertumbuhan rasa indah/ pertumbuhan fungsi panca indera”. Pada masa ini muncul gejala “kenakalan” (menentang orang tua, gunakan kata kata kasar, melanggar aturan dll). Penyebabnya, pertumbuhan perbendaharaan kata, pengetahuan, kesadaran “aku” atau “ego”, dan kesadaran hal yang ada dilingkungan sekelilingnya.

  1. Masa Intelektual (7 - 15 Th.)

Fase ini : “masa pertumbuhan intelektual/ proses pendidikan”. Pada fase ini terdapat korelasi positif yang tinggi antara :

o Kondisi jasmani dengan prestari’

o Cenderung memuji diri sendiri;

o Suka bandingkan dengan anak lain (eksteropet);

o Minat pada kehidupan praktis/ simpel;

o Realistik, ingin tahu, ingin belajar hal baru;

o Bentuk kelompok sebaya.

  1. Masa Sosial (15 – 22 Th.)

Masa ini dibedakan jadi 3 (tiga) fase sbb.

a) Masa Pra Remaja.

Fase ini - “masa negatif”, ditandai sifat & sikap negatif,dalam waktu singkat. (kurang tenang, kurang senang kerja, kurang senang aktifitas, pesimis, sering murung).

sebab gejalanya : pertumbuhan biologis, kelenjar kelenjar kelamin alami perubahan cepat, dan tidak disadari.

b) Masa Remaja.

fase ini gejalanya berupa “rindu puja, sadar kesepian yang tak pernah dialami”.

c) Masa Mahasiswa.

fase ini digolongkan “pemuda” (18 – 25 Th.) ditandai pertumbuhan “berkelompok, solidaritas tinggi”. Masa ini disebut “Remaja Akhir” – ‘Dewasa Awal’. Fase ini : “pemantapan pendirian hidup, prinsi prinsip hidup, dan pandangan hidup”.

FUNGSI KELUARGA.

Dalam keluarga ada tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan, - “fungsi”. Fungsi keluarga : suatu tugas atau pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga. Terdapat beraneka macam fungsi keluarga sbb:

  1. Fungsi Biologis.

Keluarga mempunyai tugas dan pekerjaan selenggarakan “persiapan perkawinan anak anaknya”, sebagai proses “kelangsungan keturunan”.

  1. Fungsi Pemeliharaan.

Keluarga memiliki pekerjaan dan tugas berusaha agar seluruh anggota terlindung dari berbagai gangguan yang mengancam; (udara, penjahat, bahaya dll).

  1. Fungsi Ekonomi.

Keluarga memiliki tugas dan pekerjaan untuk berusaha memenuhi dan menyelenggarakan “kebutuhan pokok hidup anggotanya/ manusia”, (sandang, pangan, papan dan lain lainya).

  1. Fungsi Keagamaan.

Keluarga miliki tugas & pekerjaan mengajarkan “kaidah kaidah, keyakinan hidup, kepercayaan hidup yang bersifat hakiki, dan normatif” bagi tiap anggotanya.

  1. Fungsi Sosial.

Tugas & fungsi keluarga : “persiapkan anak anak, bekali pengalaman, pengetahuan nilai, moral, norma, sikap, perilaku, dan profesi/ pekerjaan yang bisa diterima masyarakat, serta bekali berbagai peran yang dapat di lakukan kelak” – “proses sosialisasi”.

PENGELOMPOKAN MASYARAKAT.

Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangannya, masyarakat dapat dibedakan sbb.

  1. Masyarakat Sederhana.

Kelompok masyarakat sederhana, pola pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab cenderung berdasarkan “jenis kelamin / gender”. Pembagian kerja / tugas dalam bentuk lain tidak jelas / ada; pola kehidupan mereka sangat sederhana, primitif dan tradisional.

  1. Masyarakat Maju

Kelompok masyarakat ini mempunyai berbagai macam kelompok sosial/ organisasi kemasyarakatan, berdasarkan “kebutuhan dan tujuan tertentu yang akan dicapai”. Organisasi tumbuh dan berkembang dalam lingkup ‘lokal, nasional, regional dan internasional’. Dalam kelompok masyarakat maju dapat dibedakan menjadi 2(dua) jenis:

o Masyarakat Non Industri;

o Masyarakat Industri.

v Masyarakat Non Industri.

Kelompok masyarakat ini memiliki berbagai organisasi sosial menurut kebutuhan dan tujuan, dan diberbagai tingkatan. Tetapi pembagian kerja, sistem kerja dan kemampuan khusus (profesi) belum begitu rumit dan komplek. Masyarakat Non Industri dapat dikelompokan 2 (dua) macam :

1) Kelompok Primer.

Dalam masyarakat “kelompok primer”, interaksi antar anggota terjalin ‘lebih intensif, erat dan akrab’. Masyarakat kelompok ini disebut kelompok “face to face group”; antar anggota sering berdialog, tatap muka, saling kenal dan akrab.

Interaksi antar anggota bersifat “kekeluargaan atas dasar simpati”. Pembagian kerja dan tugas berdasarakan “kesadaran tanggung jawab anggota atau sukarela” bukan paksaan. (RT, RW, Keluarga, Kel. Keagamaan dll).

2) Kelompok Sekunder.

Dalam masyarakat “kelompok sekunder”, interaksi antar anggota terpaut jarak dan cenderung formal.

Sifat interaksi dan pembagian kerja/ tugas antar anggota diatur atas dasar pertimbangan “rasional dan objektif”. Setiap anggota dapat tugas dan pekerjaan atas dasar “kemampuan dan keahlian”; yang menuntut ‘dedikasi’ untuk mencapai ‘target & tujuan’ yang ditetapkan dalam program yang telah disepakati.

v Masyarakat Industri.

Durkheim menggunakan “taraf perkembangan pembagian kerja” sebagai dasar mengklasifikasi masyarakat. Ada 2 macam taraf klasifikasi : “sederhan dan komplek”. Jika pembagian kerja tambah komplek :

“kapasitas masyarakat makin tinggi”. Solidaritas berdasar pada “hubungan saling ketergantungan antar kelompok yang telah mengenal kekhususan”.

Otonomi sejenis : “ciri kelompok masyarakat industri”. Otonomi sejenis : kepandaian/ keahlian khusus yang dimiliki secara mandiri dalam batas tertentu.

o Abat 15 (Eropa) awal perkembangan industrialisasi, lahirkan pembagian kerja “majikan – buruh” berjarak. Pemilik modal (majikan) mendominasi dan monopoli posisi tertentu, memicu “konflik”. Kompleksitas pembagian kerja akibatkan “pekerjaan jadi rumit dan bersifat khusus”. Konflik majikan – buruh tak terelak. Pekerja bentuk “serikat kerja, serikat buruh”, tujuanya “perbaiki kondisi kerja dan upah”. Tenaga manusia diganti “mesin mesin” untuk “efektifitas efisien”.

INTERAKSI antara INDIVIDU, KELUARGA dan MASYARAKAT

Seorang individu barulah individu apabila pola prilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.

Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya:

a. relasi individu dengan dirinya

b. relasi individu dengan keluarga

c. relasi individu dengan lembaga

d. relasi individu dengan komunitas

e. relasi individu dengan masyarakat

f. relasi individu dengan nasional

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.

Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.