Ilmu Budaya Dasar
Nama : Yunyun Sundawan
NPM : 1A111279
Kelas : 1KA17
Kebudayaan
Kita Semakin Tergusur
Sebuah persoalan
dalam bidang budaya yang masih mendesak pemahaman kita ialah mengapa kebudayaan
Indonesia sejak tahun 1980-an berada dalam keadaan kurang mengembirakan, ia
semakin tergeser, tergusur, dan tersingkir dari pusat dan puncak perhatian dan
kesibukan kita sehari-hari. Ini memang bukan persoalan baru, dan memang sudah
ramai di perbincangkan pada awal 1980-an, tapi setiap ada yang mempertanyakan
apa yang saat ini harus di perhatikan dalam sebuah kebudayaan Indonesia, saya
cenderung menunjuk pada tidak lagi mementingkan kebudayaan sebagai problematika
terpenting.
Musim temu budaya
daerah sebagai penyangga budaya nasional bermunculan diberbagai kota
seakan-akan budaya kita pada masa ini menghadapi kemunduran biarpun seorang
pakar budaya masih penting. Seorang pakar budaya pada masa pra-Orde baru
mungkin seperti seorang Iwan Fals, Abdurrahman Wahid, atau Laksamana Soedomo.
Pada tahun 1970-an orang sudah mengeluh tentang kebudayaan, tapi pada waktu itu
masih ada hiruk-pikuk perdebatan dan persaingan yang tak banyak tersisa. Sejauh
itu masih ada yang perlu di pertanyakan terhadap kesadaran akan wawasan
Nusantara yang kadang masih diselimuti oleh chauvinis kedaerahan dan kebudayaan
yang pada akhir-akhir ini akan kembali berona sejarah seperti ketika
berkecamuknya masa renaisance dan aufklarung di benua barat tiga abad yang
lalu. Apabila dengan kian terasanya arus globalisasi peradaban masyarakat
industri maju, yang mengandalkan materialisme dan membawa wabah konsumerisme,
pengusuran mau tak mau pasti terjadi. Banyak sendi budaya yang ditinggalkan.
Impor, Asing dan
Modern
Diantara masalah itu, antara lain mengenai pemahaman kita tentang kebudayaan
secara umum, khususnya kebudayaan Indonesia atau Nasional, kebudayaan
-kebudayaan daerah dan asing peranan agama, ilmu pengetahuan budaya, bahkan,
sampai pada masalah yang lebih kecil seperti, masalah minat baca dan
sebagainya. Drs HM. Idham Samawi mengatakan, bahwa apa yang kita rasakan saat
ini adalah sebuah kondisi di mana bangsa dan negara saat ini berada dalam suatu
arus yang sangat besar yang membatasi (marjinalisasi). Kita dapat melihat
secara langsung bagaimana petani terpuruk, buah lokal digusur oleh buah impor,
kebudayaan kita tersingkir oleh kebudayaan asing, dalam kasus kebudayaan, kita
melihat dengan jelas bagaimana anak-anak disihir oleh film-film asing ditengah
ketidakmampuan kita melihat film bagi anak-anak kita. Dalam peta kehidupan
masyarakat modern yang menjunjung tinggi budaya pragmatis, nilai- nilai
kebudayaan yang menjunjung tinggi keselarasan (harmoni), cenderung tersingkir.
Sebab, nilai- nilai kebudayaan itu di pandang kurang relevan dengan kehidupan
masyarakat modern.
Masalah merampingnya kebudayaan Indonesia akhir-akhir ini menjadi perbincangan
di kalangan seniman dan budayawan. Hal itu berarti bahwa sebenarnya kalangan
seniman dan budayawan bukan bereaksi menghadapi realitas dan masalah yang
timbul, melainkan mereka sekedar bereaksi menanggapi masalah dan realitas itu.
Pejabat
pemerintah yang punya kompetisi dengan kesenian tradisional supaya citra negara
terangkat dimata dunia dan pencaturan International, masih berdiri dengan
perjanjian (konvensi) lama, negara dan pejabat negara hanya memfungsikan
kesenian Indonesia untuk kepentingan praktis, karena titik tolak pandangan dan
sikapnya masih pada batas bahwa kesenian tradisional dan modern adalah
instrumen kegiatan ritual. Hal itu tidak membutuhkan perhatian dalam porsi yang
besar, yang sama dengan sektor-sektor kehidupan lain tidakkah jatah untuk
kebudayaan hanya 2,7 persen dari ranangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(RAPBN) pada berita terakhir.
Kebudayaan masih dianggap instrumen yang berfungsi praktis, umpamanya untuk
tujuan pelancongan (turisme) bagi peningkatan sumber devisa negara, para
seniman yang mengembangkan etos kebudayaan masih bergulat dengan banyak pihak
kearah perbaikan kesenian Indonesia di masa depan. Raudal Tanjung Banua
mengatakan, bahwa tataran kebudayaan dengan kemungkinan nasionalisme kebudayaan
tidak terlalu digali, bahkan cendrung dinibsikan. Akan tetapi dari proyek
nasionalisme yang mengotamakan arus negara itu, bangsa-bangsa diringkus menjadi
sekedar suku bangsa. Disusun sebuah ruang kebudayaan yang lebih lapang telah
dihilangkan, demi kemauan politis. Perlu di pahami kita memperbincangkan
tergusurnya kedudukan kebudayaan sebagai suatu pranata sosial. itu tidak
membicarakan budaya secara detail.bukan juga nilai budaya masyarakat. Ini perlu
ditekankan karena perbincangan tentang tergusurnya peran sosial budaya sering
di pahami secara keliru sebagai kritik atau tuduhan terhadap sosial budaya.
Seakan- akan gejala ini saya kira merupakan kesalahan pihak budayawan.
Kesalahpahaman seperti itu,
merupakan akibat dominasi tradisi romantisme yang terlalu menekankan aspek
individual budayawan dan nilainya. Mengabaikan kebudayaan sebagai pranata
sosial. menyebut nasib pranata kebudayaan dianggap sebagai serangan pribadi
terhadap para budayawan. Akibatnya, budayawan yang berwawasan sempit menyangkal
terjadinya gejala pengerdilan dan penggusuran kebudayaan dalam pembangunan.
Karena merasa di serang, mereka membela diri dan membela status quo dengan
mengatakan kebudayaan sekarang baik- baik saja, kalau ada penilaian yang
negatif atas perkembangan budaya, maka itu di anggap sebagai kegagalan atau
ketololan para kritikus budaya yang kurang paham kepada kebudayaan.
Model hubungan inilah, kita menampilkan cara-cara pemahaman yang baru sebagai
paradigama postrukturalisme, dengan melibatkan sebagai disiplin yang lain, yang
kemudian melahirkan pemahaman kebudayaan-kebudayaan yang bernuansa Islami dan
berpegang teguh pada agama itu sendiri. Kondisi masyarakat Indonesia yang
dinamis sebagai akibat hubungan antara agama dan kebudayaan. Penelitian dan
studi kultural perlu ditekankan untuk dapat memberikan sumbangan yang positif
dalam rangka mengungkapkan latar belakang sosial khususnya yang ada di
Indonesia, sehingga agama dan kebudayaan benar-benar memiliki arti bagi
masyarakat luas.
The 7 Best Casinos in Las Vegas, NV | Mapyro
BalasHapusDiscover 경기도 출장샵 the 7 시흥 출장샵 Best Casinos in Las Vegas, NV, in real-time and see 제주도 출장안마 activity. Zoom 제주 출장샵 in or zoom out. 광양 출장마사지